Indonesia |
Beberapa bulan terahir, kabar di Indonesia ramai dengan diperkenalkannya mobil listrik buatan anak negeri. Mobil yang pertama kali diperlihatkan melalui sosok fenomenal di banyak pemberitaan nasional Dahlan Iskan, sejak awal memang sudah bikin heboh. Banyak yang mencibir, mendukung, bahkan ada juga yang pesemis dengan cita-cita beliau.
Mobil listrik seingat saya, hanya dimulai dari tulisan pendek Pak Dahlan. Populer dengan judul "Manufacturing Hope", semacam CEO Notes PLN saat beliau menjadi Menteri. saya pribadi tidak menyangka, tulisan pendek berisi ajakan itun akhirnya di follow up 5 orang putra putir-beliau menyebutnya. Siapa saja orang-orang itu, dan seperti apa mobil listrik mereka, tidak saya bahas disini. Media cetak dan online sepertinya sudah ratusan kali memberitakanya.
Dan setelah kecelakaan Tuxuci yang diikuti kemunculan banyak statement negatif mengenai Dahlan Iskan dan mobil listrik, Saya tertarik ikutan ngepost, ngomongin mobil-mobil(an) ini.
Mobil listrik di Indonesia? Apa perlu kita bangga?
Sebelum sampai menjawab pertanyaan ini, saya pengen share sedikit tentang apa yang saya tau dengan beberapa spesifikasi mobil yang ada dipasar sekarang ini. Terus apa beda mobil berbahan bakar minyak, mobil hybrid sama mobil listrik, kita coba kupas 1-1.
Mobil berBBM #sudah jelas.
Mobil Hybrid #singkat cerita, mobil ini tetap punya 1 penggerak namun menggunakan kombinasi dari motor listrik dan pembakaran BBM. Dengan memaksimalkan kekuatan dari kedua sumber daya tersebut disamping saling mengisi kekuranganya, hasilnya adalah efisiensi konsumsi bahan bakar dengan performa yang luar biasa.
1. Efisiensi bahan bakar yang lebih besar
2. Rendah Emisi
3. Pengurangan energi yang terbuang dan regenerasi energi
Mobil Listrik, #mobil berpenggerak tenaga listrik. baterai menjadi sumber daya utama mobil ini. Pemakaian gearbox dan tanpa gearbox, masih menjadi pilihan masing-masing ahli. Dan lebih lanjut untuk pembahasan yang satu ini, selain menjadi tagline dalam judul pembahasan post, akan saya bahas panjang lebar kali tinggi. Dan beberapa produsen besar dunia, seperti Nissan, Daimler, atau Toyota sudah lebih dulu memperkenalkan mobil listrik keluaran mereka belum lama ini. Mobil litrik memang belum populer di kalangan produsen mobil atau masyarakat luas, namun tren yang berkembang dengan konsep efisiensi bahan bakar dan go green yang ditanamkan ke mobil-mobil masa depan, saya rasa penggunaan mobil listrik akan semakin populer.
National geographic di salah satu acaranya, MegaFactory-SuperCar, pernah membahas tentang mobil listrik komersil pertama di Amerika. Ya, bahkan di negeri adidaya ini baru memulai memproduksi mobil listrik secara masal pada tahun 2012. Perusahaan ini bernama Tesla yang berdiri sejak 2009 berlokasi di sentra insdustri di Florida. Sejak awal berdiri, Tesla melalui web resmi nya, sudah concern hanya akan memproduksi mobil bertenaga listrik. Dan bagaimana perusahaan ini memasarkan produk pertamanya, bikin saya kagum. Sebelum berbusa-busa begini ni penampakan Tesla Model-S yang 1001% bertenaga listrik.
Model-S - www.digitaltrends.com |
Tesla - Roadster - www.greencarreport.com |
Pemasaran yang dilakukan Tesla dalam memperkenalkan masterpiecenya, memang dimulai dan diawali dari roadshow pameran ke pameran. Baik pameran otomotif internasional dan lokal yang diadakan disana. Mereka memperkenalkan sekaligus memperlihatkan kepada dunia, bahwa mereka 'bisa'. Walaupun saat itu baru sebatas concept car, dengan kemudian memelihara word of mouth-nya agar semakin dikenal oleh khalayak umum, sampai pada akhirnya mengeluarkan mobil komersial pertama mereka dengan Model-S nya.
Model-S, seperti layaknya produsen kaos yang dijual di Kaskus (sepertinya saya terlalu mendewakan FJB Kaskus, sampai produsen kaos aja saja disamakan dengan Tesla :D ) Tesla menjual dengan memberlakukan Pre-Order. Kepercayaan yang ditumbuhkan terlebih dahulu, memperbanyak event testdrive di kota-kota besar, membuat perusahaan ini mendapatkan pre-order hingga 200 unit dan harus memenuhi dateline pada Januari 2013 ini.
Tuxuci - www.batampos.co.id |
Apakah kita perlu bangga?? untuk pertanyaan ini mungkin kita semua lebih tau harus bagaimana bersikap dengan sedikit cerita yang saya share sebelumnya. Kalupun masih ragu, saya rasa akan lebih berfaedah dengan cukup tidak memberikan reaksi negatif (baca : ngumpat, nyela, sinis). Karena pimikiran negatif, akan menimbulkan reaksi yang negatif, dan reaksi yang negatif, tidak akan menghasilkan apapun selain penyakit hati. Mengutip quote pak DI, bahwa pesimis pribadi memang menjadi hak asasi manusia. Namun pesimis massal akan berakibat menghancurkan. #AW