Kamis, 01 September 2016

Ekowisata Rimbang Baling, Kampar, Riau #SaveRimbangBaling

#SaveRimbangBaling

Sebelum sampai bagaimana dan berapa biaya buat sampai kesana. Akan diceritakan sedikit asal usul hashtag diatas dari cerita datuk atau tetua mengenai rimbang baling.

Jadi, Rimbang Baling masyarakat sekitar menyebutnya, adalah sebutan singkat dari Bukit Rimbang dan Bukit Baling yang berletak di Kabupaten Kampar kecamatan Kampar Kiri Hulu / Hilir dan merupakan suaka margasatwa rumah bagi harimau asli sumatera serta penyangga kehidupan flora dan fauna khususnya di Sumatera. Di bukit rimbang baling terdapat beberapa desa salah satunya adalah Koto Lamo yang konon sudah ada sejak abad ke-16. Dari foto ini saya yakin, kita bisa tau tujuan dari #SaveRimbangBaling

#saverimbangbaling

Berkunjung kesini, selain cocok untuk merefresh diri dari kesibukan pekerjaan dan kehidupan perkotaan, sekaligus memiliki pesan yang mendalam untuk selalu menjaga hutan, menjaga ekosistem, menjaga kelestarian terutama dari interfensi dan ketidakberpihakan pemanfaatan hutan untuk kepentingan sebagian pemilik modal. Foto diatas adalah foto dari tempat kami menyebrang menggunakan sampan. Menurut penuturan masyarakat sekitar, penggundulan hutan di lokasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan kebun kelapa sawit.

Ok, setelah sedikit prolog tentang asal usul hashtag #SaveRimbangBaling, berikutnya adalah sajian dari menu utama jalan-jalan kali ini. Kalo di beberapa paragraf sebelumnya dibaca dengan tensi serius dan tegang, selanjutnya bisa direset ke mode santai :)

Here We Gooo. How To Get There??

Pos pemberangkatan
Dari jalan-jalan Grup Hore ke Tesso Nilo sebelumnya, bisa dibaca di link bro ceisar, trip lanjutan kali ini kita ambil paket ekowisata 2D1N. Contact Person Mbak Budy Utamy (0821748111000) dengan tim dari Rumah Budaya Sikukeluang. Untuk biaya, publish ratenya sekitar Rp.650.000 per orang include dengan transportasi dari Pekanbaru, konsumsi dan akomodasi selama disana. Paketnya untuk 1 tim saja (min. 6 org) dan ternyata,, kami tercatat sebagai pengunjung ketiga setelah camp ini mulai dikenalkan umum. dengan jumlah peserta cukup banyak. 12 orang. Foto2 dalam perjalanan ini kebanyakan didokumentasikan dan menjadi credit title timnya Mbak Budy Utami dan rumah budaya SikuKeluang.


api unggun

menuju ke camp

body rafting di sungai Santi

suasana camp

stop transit

Kegiatan selama disana dipandu langsung oleh tim dari Mbak Budi Utami. Buat kami yang sudah jenuh dengan kegiatan kantor dan suasana kota, menepi di bukit Rimbang Baling serasa merecharge semangat selama berkegiatan weekend disini. Dan kami, sepakat untuk merekomendasikan ekowisata ini menjadi tujuan main selama di Riau.

enjoy ~a.w