Selasa, 20 Mei 2014

Mendadak Menjadi Pengamat Politik

Sebenernya bukan politiknya si yang pengen saya komentari. Tapi tradisi masyarakat kita yang kadang terlalu excited dengan sesuatu (pas kebetulan saat ini politik), Dan dengan tidak habis-habisnya membahas dan kadang membela membabi buta jagoan piplihanya. Padahal yang sering dan perlu dipertanyakan, adalah sumber beritanya yang menjadi rujukan.
Jika topik yang menjadi pembahasan dan terlalu excited adalah K-Pop, Batman VS Ultraman, tidak akan jadi soal. Itu urusan personal. Itu urusan selera. But if u trying to argue about politic?? Think about it first.


Kembali ke judul diatas, yang melatar belakangi tulisan ini adalah karena tiba-tiba dalam 2 hari terahir, timeline medsos menjadi penuh dengan satu-dua (dan banyak) orang membahas kandidatnya dengan membandingkan kandidat lainya. Hak mereka memang. Tapi jika sudah sama-sama tahu kredibilitas media yang menjadi sumber berita, keraguan keakuratan media tanpa setir calon kandidat di tiap media, apa kemudian media itu sudah pantas menjadi rujukan?? Jangan-jangan dengan sharing, berstatus hal-hal yang (bisa jadi) menggiring opini rekan atau sahabat juga sudah termasuk menyebarkan fitnah.

Pesta pemilu memang sudah seharusnya mejadi pesta rakyat. walaupun faktanya hanya segelintir rakyat yang merayakan, dan tidak juga pantas disebut pesta. Karena menurut data KPU, golput di pileg 2014 tercatat 24,89%. jika ada yang sah menjadi partai pemenang Pileg, Partai Golput lah yang paling juara. karena pemilihnya sampai 24,89%. Coba bandingkan partai pemenang yang "hanya" di kisaran 18.9%.

Saya pribadi bukan antipati dengan 2 Capres ini. Toh bukan juga pendukung fanatik salah satu kandidat. Hanya termasuk pemilih yang sedang mencari sebanyak-banyaknya informasi antara keduanya agar tidak salah memilih. Yang sangat disayangkan kemudian, kenapa yang berseliweran di medsos adalah berita yang mengagungkan salah satu kandidat secara sepihak, dan tidak membagikan berita dengan membandingkan pihak lain yang berseteru, dan membiarkan rekan atau sahabat memilih dengan keyakinan dan kepercayaan mereka?? Bukanya itu malah lebih bermanfaat dan menjadi kontribusi untuk mensukseskan pemilu?? atau dengan bahasa yang lebih keren, kita sebagai warga sudah ikut membangun kesejahteraan bangsa dengan mengajak tidak golput dan menjadi pemilih cerdas (daripada harus membagi sesuatu yang kita sendiri belum tau kebenarannya) :D

Mengutip statement dari seorang tokoh nasional bahwa,

" PEMIKIRAN NEGATIF YANG DISEBARKAN SECARA MASIV AKAN MEMBENTUK TINDAKAN NEGATIF, PENILAIAN NEGATIF DAN BERUJUNG PADA TINDAKAN YANG TIDAK PRODUKTIF. NAMUN PEMIKIRAN POSITIF JIKA DISEBARKAN AKAN MEMBANGUN HARAPAN DAN MASA DEPAN "

Kenapa kita tidak memilih menyebarkan berita berita dibawah ini yang mungkin hanya menjadi penggembira di sudut kolom kecil di situs berita nasional ?? atau berita sejenis yang menyebarkan harapan bahwa negeri ini penuh PRESTASI. bukan penuh dengan MASALAH.

Ahhh sudah lah. Memang begitu Indonesia. Dengan lebih dan kurangnya